A. Menganalisis pengaruh Perang Dunia I dan II terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial bagi Indonesia.
a). PERANG DUNIA I
a. Bidang
Politik
Setelah Perang Dunia 1 berakhir, terjadi
perubahan dalam politik colonial Belanda.Politik etis dan politilkasosiasi yang
semula diharapkan dapat mempererat hubungan antara Indonesia dengan negeri
Belanda,mulai ditinggalkan.Pertentangan kepentingan antara pihak nasional
Indonesia dan pihak kolonialis sertakapitalis Belanda semakin tajam.Perbedaan
kesejahteraan yang sangat mencolok antara golonganpribumi dan golongan asing
menimbulkan perasaan tidak puas.Di mana-mana timbul pemberontakan-pemberontakan
petani, seperti Jambi (1916), Pasar Rebo (1916), Cimareme (1918), dan Toli-toli
(1920).Untuk meredakan gejolak yang terjadi di masyarakat, Gubernur Jendral Van
Limburg Stirummengeluarkan pernytaan pada bulan November 1918.Ia berjanji akan
membentuk Komisi PeninjauanKembali yang bertujuan meninjau kekuasaan Volksraad
(Dewan Rakyat) dan struktur administrasipemerintah Belanda.Namun demikian,
masyrakat Belanda sangat menentang kebijakan tersebut.
b. Bidang
Ekonomi
1.Menghancurkan
perekonomian negara yang sedang ada peperangan.
Perang juga menghancurkan keadaan ekonomi di negara perang. Makanan pokok negara dan segala kebutuhan manusia di bidang ini begitu merosot. Banyak para pengungsi yang mati kelaparan. Obat-obatan, makanan, minuman dan kebutuhan-kebutuhan korban perang sangat berpengaruh.
2.Keadaan ekonomi memburuk.
Keadaan ekonomi sangat memburuk akibat adanya perang. Terutama pada negara korban perang. Berbagai persediaan makanan dan obat-obatan sudah rusak dan tidak layak pakai.
3. Menimbulkan krisis pangan pada negara korban perang.
Krisis pangan sangat berakibat bagi kelangsungan hidup manusia. Makanan pokok sangat berkurang. Kualitas panganpun tidak bagus.
4. Sarana dan prasana rusak
Selain krisis pangan pada negara korban perang, perang juga mengakibatkan sarana dan prasarana yang ada rusak semuanya. Kerugiannya sangatlah besar.
Perang juga menghancurkan keadaan ekonomi di negara perang. Makanan pokok negara dan segala kebutuhan manusia di bidang ini begitu merosot. Banyak para pengungsi yang mati kelaparan. Obat-obatan, makanan, minuman dan kebutuhan-kebutuhan korban perang sangat berpengaruh.
2.Keadaan ekonomi memburuk.
Keadaan ekonomi sangat memburuk akibat adanya perang. Terutama pada negara korban perang. Berbagai persediaan makanan dan obat-obatan sudah rusak dan tidak layak pakai.
3. Menimbulkan krisis pangan pada negara korban perang.
Krisis pangan sangat berakibat bagi kelangsungan hidup manusia. Makanan pokok sangat berkurang. Kualitas panganpun tidak bagus.
4. Sarana dan prasana rusak
Selain krisis pangan pada negara korban perang, perang juga mengakibatkan sarana dan prasarana yang ada rusak semuanya. Kerugiannya sangatlah besar.
c. Bidang
Sosial
Perang
juga mengakibatkan dampak dalam bidang sosial. Perang merusak bidang sosial
manusia. Berikut adalah dampak perang dalam bidang sosial :
1. Menimbulkan trauma terhadap korban perang yang selamat.
Perang bagi korban-korban perang yang selamat masih sangat membekas. Mereka tentu saja masih teringat kejadian perang yang dialaminya. Berbagai luka dan kesedihan masih sangat diingatnya. Korban yang selamat juga kehilangan keluarganya, sanak saudaranya dan temannya.
2. Menyebabkan pengangguran karena kekurangan pekerjaan akibat adanya perang.
Adanya perang pastinya membawa kemerosotan keadaan dalam segala bidang terutama dalam bidang sosial. Oleh karena itu, setelah terjadi perang setiap Negara selalu berusaha memperbaiki keadaan sosial negaranya masing-masing. Adanya perang merusak semua lapangan pekerjaan yang ada. Maka, orang-orang yang mempunyai pekerjaan menjadi pengangguran karena mereka kehilangan tempat dan pekerjaan mereka.
3. Banyak pengungsi yang terlantar.
Perang juga merusak rumah sakit dan tempat-tempat umum lainnya. Sehingga, banyak pengungsi yang terlantar. Mereka dirawat di tempat seadanya, seperti di pinggir jalan atau di tempat ibadah yang mungkin masih berdiri.
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat seiring dengan pertahanan diri.
Beberapa dampak perang juga ada keuntungannya. Salah satunya adalah ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Itu semua digunakan sebagai pertahanan diri. Contohnya adalah, untuk bisa mengetahui keadaan di daerah-daerah yang jauh dengan berkomunikasi melewati teknologi yang ada saat itu.
1. Menimbulkan trauma terhadap korban perang yang selamat.
Perang bagi korban-korban perang yang selamat masih sangat membekas. Mereka tentu saja masih teringat kejadian perang yang dialaminya. Berbagai luka dan kesedihan masih sangat diingatnya. Korban yang selamat juga kehilangan keluarganya, sanak saudaranya dan temannya.
2. Menyebabkan pengangguran karena kekurangan pekerjaan akibat adanya perang.
Adanya perang pastinya membawa kemerosotan keadaan dalam segala bidang terutama dalam bidang sosial. Oleh karena itu, setelah terjadi perang setiap Negara selalu berusaha memperbaiki keadaan sosial negaranya masing-masing. Adanya perang merusak semua lapangan pekerjaan yang ada. Maka, orang-orang yang mempunyai pekerjaan menjadi pengangguran karena mereka kehilangan tempat dan pekerjaan mereka.
3. Banyak pengungsi yang terlantar.
Perang juga merusak rumah sakit dan tempat-tempat umum lainnya. Sehingga, banyak pengungsi yang terlantar. Mereka dirawat di tempat seadanya, seperti di pinggir jalan atau di tempat ibadah yang mungkin masih berdiri.
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat seiring dengan pertahanan diri.
Beberapa dampak perang juga ada keuntungannya. Salah satunya adalah ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Itu semua digunakan sebagai pertahanan diri. Contohnya adalah, untuk bisa mengetahui keadaan di daerah-daerah yang jauh dengan berkomunikasi melewati teknologi yang ada saat itu.
b). PERANG
DUNIA II
Pengaruh polarisasi dunia bagi
perkembangan di Indonesia sebagai negara yang baru merdeka amat dirasakan.Negara
kita juga menjadi ajang perebutan pengaruh dari negara adikuasa tersebut.Hal
ini dapat dilihat dari beberapa hal pada periode waktu tertentu.
Pada masa perang kemerdekaan(1945-1949):
Setelah Amerika,Belgia dan Australia Yang tergabung dalam KTN 1947 membantu
menyelesaikan konflik Indonesia –Belanda, maka terjadilah pemberontakan PKI
Madiun 1948 dimana tokoh-tokoh komunis banyak yang melarikan diri ke Uni
Sovyet.
Pada masa demokrasi liberal 1950-1959 :
Pada awalnya negara kita mencari dukungan ke barat untuk menyelesaikan masalah Irian(terutama masa kabinet Sukiman),Sistem ekonomi yang diterapkan juga terpengaruh sistem liberal.Percobaan sistem ini berujung pada instabilitas politik sehingga Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959 dan kita memasuki sistem baru.
Pada masa demokrasi liberal 1950-1959 :
Pada awalnya negara kita mencari dukungan ke barat untuk menyelesaikan masalah Irian(terutama masa kabinet Sukiman),Sistem ekonomi yang diterapkan juga terpengaruh sistem liberal.Percobaan sistem ini berujung pada instabilitas politik sehingga Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959 dan kita memasuki sistem baru.
Pada masa demokrasi terpimpin(1959-1965)
: Kegagalan sistem liberal mendorong sikap anti kolonialisme dan anti barat
(Amerika dkk) dan mendorong Indonesia lebih dekat dengan negara sosialis
komunis/blok timur(Uni Sovyet dkk).Pada masa ini persaingan Blok Barat dan Blok
Timur mencapai puncak nya. Pemerintah Indonesia memainkan peran dengan merintis
berdirinya gerakan non blok (GNB) tahun 1961 pertama kali KTT diselenggarakan
di Beograd.Namun demikian dilain sisi terutama dalam perebutan Irian Barat
persenjataan kita dibantu oleh Uni Sovyet.Selesai masalah Irian Barat tahun
1963 selesai tak lama kemudian meletuslah G.30 S PKI 1965.
Periode Orde Baru 1966-1998 :Penegasan
politik luar negeri bebas –aktif agaknya mengurangi pengaruh kedua blok dimana
kita menciptakan stabilitas kawasan Asia Tenggara dan merintis berdirinya ASEAN
tahun 1968. Didalam membangun perekonomian kita minta bantuan IMF yang
cenderung didominir oleh negara-negara Barat.Hal ini kadang berakibat kebijakan
makro ekonomi kita juga mendapat tekanan dari IMF tadi.Kondisi ini berlangsung
terus hingga Orde Baru runtuh karena krisis yang dipicu oleh masalah ekonomi
ini terutama tahun 1998.
No comments:
Post a Comment